Minggu, 12 Februari 2012

Sehat Tanpa Narkoba


                Ketenangan batin hari ini terasa banget di hati pada hari minggu di februari,meski gaji tak kunjung masuk ke dalam rekening tapi semua itu its oke sampai hari ini. Di rumah dengan segenap kegembiraan kami lalui semuanya,dari pagi hingga saat sore hingga saat saya menulis sebidang tulisan yang emang harus di tumpahkan di blog.
                siang tadi hujan lebat banget mengguyur gampong Angan tempat kami sekeluarga tinggal,tapi sayang nggak ada butiran es yang seperti warga subussalam rasakan,tapi ya untuk apa juga berharap ada hujan es yang mitosnya bisa menghilangkan bebebrapa penyakit turun megguyur kampung kami,cukup dengan hujan seadanya saja rasanya kai sudah senang karen hujan pada tulisan saya yang terdahulu pernah di bahas"hujan itu rahmat". Tapi jujur saja sih saat ini sedikit berminat untuk sharing cerita,pengennya cepat-cepat facebook atau twitter,apa tanda-tanda blog amper mati?? entahlah yang jelas saya mau menikmati sore paling nyaman sore ini.bye

Senin, 06 Februari 2012

air wudhu batal bila...(juanita bertanya)


Bersentuhan dengan Lawan Jenis setelah Berwudhu

tadi pagi teman kantor Juanita Haraharap bertanya mengenai sebenarnya kalau setelah ambil air wudhu jika bersentuhan dengan istri atau suami batal tidak air wudhu,nah saya juga penasaran jadinya,maklum ilmu agama yang minim,jadi saya copas deh dari www.ustsarwat.com semoga aja berguna untuk juanita dan juanita yang lainnya.

Assalamu 'alaikum wr. wb.
Ustadz, mohon detail tentang dalil/hadist, bahwa setelah ambil wudhu, tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis, dan bagaimana dengan kondisi bila menunaikan haji,dan melakukan salat di sana, bagaimana hukumnya saat mungkin bersentuhan dengan lawan jenisnya (setelah wudhu). Jazakallah khoiron
Wassalamu 'alaikum wr. wb.

jawaban

Assalamu `alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
Dalam daftar hal-hal yang membatalkan wudhu, sentuhan kulit secara langsung antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, termasuk masalah yang dipermasalahkan para ulama. Sebagian mengatakan bahwa sentuhan itu membatalkan wudhu` dan sebagian mengatakan tidak.
Sebab perbedaan pendapat mereka didasarkan pada penafsiran ayat Al-Quran yaitu:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik; sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa: 23)
a. Pendapat yang Membatalkan
Sebagian ulama mengartikan kata MENYENTUH sebagai kiasan yang maksudnya adalah jima` (hubungan seksual). Sehingga bila hanya sekedar bersentuhan kulit, tidak membatalkan wuhu`.
Ulama kalangan As-Syafi`iyah cenderung mengartikan kata MENYENTUH secara harfiyah, sehingga menurut mereka sentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram itu membatalkan wudhu`.
Menurut mereka, bila ada kata yang mengandung dua makna antara makna hakiki dengan makna kiasan, maka yang harus didahulukan adalah makna hakikinya. Kecuali ada dalil lain yang menunjukkan perlunya menggunakan penafsiran secara kiasan.
Dan Imam Asy-Syafi`i nampaknya tidak menerima hadits Ma`bad bin Nabatah dalam masalah mencium.
Namun bila ditinjau lebih dalam pendapat-pendapat di kalangan ulama Syafi`iyah, maka kita juga menemukan beberapa perbedaan. Misalnya, sebagian mereka mengatakan bahwa yang batal wudhu`nya adalah yang sengaja menyentuh, sedangkan yang tersentuh tapi tidak sengaja menyentuh, maka tidak batal wudhu`nya.
Juga ada pendapat yang membedakan antara sentuhan dengan lawan jenis non mahram dengan pasangan (suami istri). Menurut sebagian mereka, bila sentuhan itu antara suami istri tidak membatalkan wudhu`.
b. Pendapat yang Tidak Membatalkan 
Dan sebagian ulama lainnya lagi memaknainya secara harfiyah, sehingga menyentuh atau bersentuhan kulit dalam arti pisik adalah termasuk hal yang membatalkan wudhu`. Pendapat ini didukung oleh Al-Hanafiyah dan juga semua salaf dari kalangan shahabat.
Sedangkan Al-Malikiyah dan jumhur pendukungnya mengatakan hal sama kecuali bila sentuhan itu dibarengi dengan syahwat (lazzah), maka barulah sentuhan itu membatalkan wudhu`.
Pendapat mereka dikuatkan dengan adanya hadits yang memberikan keterangan bahwa Rasulullah SAW pernah menyentuh para istrinya dan langsung mengerjakan shalat tanpa berwudhu` lagi.
Dari Habib bin Abi Tsabit dari Urwah dari Aisyah ra. dari Nabi SAW bahwa Rasulullah SAW mencium sebagian istrinya kemudian keluar untuk shalat tanpa berwudhu`”. Lalu ditanya kepada Aisyah,”Siapakah istri yang dimaksud kecuali anda?” Lalu Aisyah tertawa. (HR. Turmuzi Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad).
Wallahu a`lam bishshawab. wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc

Rabu, 01 Februari 2012

Rezeki dan Hujan


Aceh Besar pagi ini lumayan mendung mungkin saja sebentar lagi turun hujan di sini. Rahmat sangat besar di rasakan bagi umat yang mau bersyukur,permulaan sangat baik di pagi ini,semoga saja ada rezeki berlimpah mengalir deras dengan rasa syukur ini bahwa sekali lagi "hujan itu rahmat" berdoa selalu tanpa henti karena di saat hujan turun selalu ada kesempatan keinginan yang terucap akan naik ke langit di ijabah oleh sang Khalik....amin

MAIN JUDI

Umur Ade Namnung nggak lama ya, dan maaf sempat juga mikir cemas terhadap Alm.Namnung, apa dia lalai juga seperti saya,apa dia masih bikin maksiat seperti saya,apa masih melupakan sholat berjamaah lima waktu sebagai tugas wajibnya sebagai muslim seperti saya yang hampir setiap waktu masuk untuk sholat melupakan berjamaah secara teratur. Inilah yang buat saya gusar sepanjang hari ini,bukannya nya mikir badan saya yang mirip-mirip dikit lah sama alm.Namnung tapi malah saya pikir sebesar apa ibadah yang telah ia lakukan selama hidup,dulu ketika menyaksikan di televisi Alm,Aji Masaid saat di kebumikan malah gitu juga mikirnya,mati muda dan apakah sama pola hidupnya seperti saya super lalai dengan urusan dunia sang bau bangkai. Nggak baik sih mikir yang jelek-jelek terhadap mereka yang telah berpulang terlebih dahulu dari kita karena agama melarangnya. 
in memorian Alm.Ade Namnung
      Umur susah nerkanya men! nggak tau seperti apa meraba, terhadap umur pula saya sering berjudi untuk itu,berjudi kalau umur di 20-an sampai 35-an mau main-main santai sama hidup,lalu di 35-an baru memulai serius untuk ibadah dan agama,trus umur 50-an mau naik haji dan entah apa lagi "cet langet"(mimpi) lainnya.karena itu sepertinya harus stop berjudi nih,nggak relevan lagi untuk meneruskan planing iblis ini, umur dunia makin tua, dunia makin sulit di tebak juga malah,musim yang enggak jelas,bencana alam di mana-mana silih berganti di setiap harinya makin membulatkan tekad saya untuk stop judi umur setelah mempublishkan tulisan ini (insyaAllah)
      Kepingin sekali berhenti mempermainkan Allah SWT,kepingin sekali benar-benar bertaqwa dan tawadduk untuk hidup di dalam Agama,tapi terkadang menjalankan misi selalu pupus dengan cobaan-cobaan tipu daya iblis dan syeitan selalu bikin miring jalan saya untuk lurus. Tapi ini warning berat sudah dua orang artis meninggal dunia  bikin saya "galau" berat,belum lagi di samping rumah seorang gadis manis umur 23 tahunan berumur pendek juga,Intan namanya,pergi dengan tiba-tiba.Tapi yakin nih Allah memang kirim sinyal selalu buat saya agar jangan menyia-nyiakan umur memasuki hitungan ke 33 tahun Karena Alm.Ade Namnung saja di umur 34 harus pergi selamanya. InsyaAllah amal ibadah mu mas Ade di terima di sisi Allah dan memperoleh tempat yang layak di sisiNya..amin. Thanks sudah memberi inspirasi buat saya untuk stop berjudi sama umur semoga Al-fatihah saya sampai untuk seorang Entertainer Ade Namnung yang telah berbaring selamanya di sana..(amin lagi)